Tradisi Unik Idul Adha di Indonesia
Hari raya Idul Adha untuk umat muslim, merupakan hari besar yang selalu dinantikan setiap tahunnya. Seperti Sahabat Nusa7 ketahui, tinggal menghitung hari lagi menyambut hari raya Idul Adha, yang mana hari besar tersebut jatuh pada hari Jum’at, 1 Agustus 2017.
Tentunya, banyak yang memanfaatkannya untuk mudik atau mungkin menikmati suasana Idul Adha sambil berlibur, karena masuk dalam libur long weekend. Terlepas dari semua itu, di satu daerah tentunya memiliki tradisi. Kira-kira tradisi unik dari daerah mana saja ya di Indonesia dalam menyambut Idul Adha? Intip, yuk.
Tradisi Ngejot, Bali
Mayoritas kepercayaan pemeluk agama di Bali memang beragama Hindu. Tapi, bukan berarti tidak ada yang beragama muslim, bahkan pemeluk agama Islam di Bali memiliki tradisi spesial dalam menyambut perayaan Idul Adha, tepatnya di Banjar Angantiga, Desa Petang, Kecamatan Petang, Badung yang memiliki tradisi “ngejot” kepada umat lain, terutama pemeluk agama Hindu yang ada di daerah tersebut. Ngejot sendiri adalah saling berbagi makanan saat perayaan besar keagamaan, baik Muslim maupun Hindu. Tradisi ini dilakukan agar hidup rukun berdampingan dengan warga yang memiliki kepercayaan berbeda, tradisi ini sudah dilakukan sejak 500 tahun silam.
Tradisi Grebeg Gunungan, Yogyakarta
Travel Holic yang suka mengikuti atau mempelajari tradisi di suatu daerah, tentunya tahu dengan tradisi grebeg yang digelar oleh masyarakat Yogyakarta, bahkan sudah menjadi agenda rutin tahunan Kesultanan Yogyakarta menggelar Grebeg Besar di pelataran Masjid Gede Kauman, sebelum hari raya Idul Adha. Masyarakat tentunya menyambut antusias acara ini untuk menyaksikan arak-arakan gunungan yang berisi berbagai hasil bumi, yang dikirab oleh prajurit Keraton Yogyakarta.
Tradisi Jemur Kasur, Banyuwangi
Ada tradisi unik di Banyuwangi dalam menyambut datangnya hari raya Idul Adha, yaitu tradisi ‘mepe kasur’ atau jemur kasur. Tradisi ini biasanya diawali dengan tarian Gandrung, kasur yang mereka gunakan juga berbeda pada umumnya, yang mana kasur mereka berwarna hitam dan merah, disebut dengan kasur gembil. Warna tersebut memiliki arti tersendiri, warna merah simbol keberanian dan warna hitam simbol hubungan yang langgeng, tradisi ini dilakukan untuk menghormati datangnya bulan haji atau Idul Adha.
Manten Sapi, Pasuruan
Manten sapi atau pengantin sapi adalah cara warga di daerag Pasuruan menghormati hewan kurban. Tradisi yang dilakukan turun temurun ini, dilakukan dengan cara merias hewan yang akan dikurbankan seperti pengantin atau manten. Sapi yang sudah dirias tersebut kemudian diarak oleh seluruh warga setempat untuk diserahkan ke panitia kurban. Tak hanya itu, ibu-ibu juga memeriahkan acara ini dengan memboyong peralatan dapur untuk persiapan penyembelihan.
Tradisi Apitan, Semarang
Tak berbeda jauh dengan tradisi Grebeg Gunungan di Yogyakarta, tradisi ini ilakukan sebagai bentuk “sedekah bumi apitan” atau bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rezeki. Dilakukan dengan mengarak tumpeng dan hasil bumi yang membentuk gunung di jalan-jalan kampung.
Penasaran dan ingin melihat tradisi ini secara langsung? Jangan lewatkan momen liburan longweekend Idul Adha ini untuk berwisata sambil mengenal tradisi keagamaan di setiap daerah ya, Selamat berlibur!
Shar agar Budaya kita yang kaya ini semakin banyk dikenal dunia…